Bab 232
Tiba-tiba terdengar teriakan di dalam ruangan.
Tiba-tiba, semua orang melihat ke dalam.
Mau tak mau aku melihat ke dalam dengan rasa ingin tahu.
Aku menyesal ketika melihatnya. Sekilas saja sudah membuat perutku mual.
Aku segera berbalik dan berbaring di dinding sambil muntah.
Ada sebuah jari, sudah agak busuk, dengan makhluk kecil bertubuh lunak merangkak di atasnya.
Sungguh, untuk pertama kalinya, aku tidak menyukai kemampuan penglihatanku, aku bisa melihat semuanya dengan jelas.
Memikirkan jari-jari menjijikkan itu membuat perutku mual lagi.
Muntah kali ini sangat tidak nyaman, perutku hampir kosong, aku masih merasa sangat mual dan sangat amat tidak nyaman.
"Astaga, tragis sekali. Apa ada yang memotong jarinya?"
"Kalau mau mencuri ya mencuri saja. Kenapa melakukan hal yang keji sekali."
"Benar. Aku nggak tahu apa yang terjadi pada ibu dan anak itu. Mungkinkah ...."
"Ssst, situasi kita sedang kacau, jadi lebih baik kita jangan bicara terlalu banyak."
Aku dengan lemah menopang dindin
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda