Bab 21
Ayah terbaring di ranjang dengan luka di sekujur tubuhnya.
Aku terkejut, lalu bertanya dengan marah, "Apa yang terjadi? Siapa yang pukul Ayah?"
Ibu sibuk menangis, tidak menjawab apa-apa.
Jadi, aku menanyai ayah.
Ayah terus merintih kesakitan, juga tidak menjawab.
Jadi, aku berteriak dengan marah, "Ayo jawab! Siapa yang pukul Ayah? Musuh yang dulu?"
Mataku memerah karena marah.
Barulah ibuku menjawab dengan terbata-bata sambil menangis, "Sebenarnya, ini salah ayahmu. Dia main judi."
"Apa?" Aku menatap ayahku dengan tidak percaya. "Ayah pergi judi? Bukannya Ayah nggak pernah mau main judi? Ayah bilang itu bisa bikin orang bangkrut, 'kan? Kenapa Ayah malah pergi main judi?"
"Aku mau cari uang, cari modal untuk bangun dari nol lagi." Ayah berkata dengan murung, "Siapa yang tahu aku sesial itu? Mereka pasti main curang."
Seketika, aku tidak bisa berkata-kata karena terlalu marah.
"Lalu, kenapa Ayah bisa dipukul?"
Ayah melirik ibu dengan waswas, tidak menjawab.
Ibuku menangis lagi. "Dia kal
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda