Bab 200
Namun, saat aku mundur selangkah, dia mengikutinya.
Pada akhirnya, aku benar-benar terpojokkan olehnya.
Carson menyandarkan dirinya ke dinding, mengurungku di antaranya dan dinding lalu menatapku dengan mata gelapnya.
Aku membuang muka dengan panik dan bertanya kepadanya, "Apa maumu?"
Baru saja di kamar mandi hotel, aku menjelaskan kepadanya bahwa tidak mungkin aku bisa pulang bersamanya.
Apa lagi yang ingin Carson lakukan?
Carson menatapku, napas hangatnya berembus ke wajahku.
Aku sangat bingung sehingga aku membungkuk dan ingin melarikan diri.
Lengannya meluncur ke bawah dan menghentikanku lagi.
Aku memandangnya dengan kesal dan berkata, "Carson ...."
Carson menarik bibirnya dan tersenyum. Entah hanya imajinasiku atau bukan, tapi sepertinya ada kilatan rasa sakit di matanya yang gelap.
Namun, setelah melihat sikap dingin dan ejekan di alisnya, aku merasa bahwa diriku terlalu banyak berpikir.
Carson berkata kepadaku, "Apa kamu lebih suka tinggal di tempat seperti ini daripada kembali
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda