Bab 184
Hari ini, bibi selalu merendahkanku baik secara langsung maupun tidak langsung. Tentu saja aku tahu bibi sedang menyindirku.
Aku tersenyum seraya menjawab, "Nggak perlu, aku masih harus bekerja."
Setelah itu, aku langsung pergi.
Bibi tertawa di belakangku. "Nanti jangan diam-diam pergi menjilat bos, ya. Ada banyak orang di lahan konstruksi kita ini. Kalau sampai bikin malu, kamu mungkin akan dihujat habis-habisan."
Aku tahu bibi memperingatkanku untuk jangan berangan-angan dan mendekati orang kaya.
Aku tersenyum acuh tak acuh dan langsung berjalan menuju kantor.
Orang-orang di dalam kantor juga sedang membicarakan tentang bos.
Biasanya, kantor sangat hening. Hanya ada suara lembar kertas dan ketikan keyboard.
Begitu aku masuk hari ini, seluruh kantor menjadi heboh.
Ada beberapa orang yang sedang berdiskusi. Jika bos belum pergi saat jam istirahat siang nanti, mereka akan bersama-sama pergi melihat bos.
Aku tertawa geli. Mereka jelas menganggap bos sebagai hewan langka di kebun binatang
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda