Perkelahian
Setelah perkataan itu dilontarkan, pintu tiba-tiba terbuka, dan terdengar suara dingin, "Efendi, kamu sangat bersemangat!"
Suara itu sangat familiar, Ariyani melihat ke pintu dengan sedikit kabur, dan Syarifudin berdiri di pintu dengan ekspresi dingin, menyaksikan semua ini.
Penglihatannya yang kabur berangsur-angsur menjadi jelas, wajah familiar yang itu memiliki senyuman dingin, dia berdiri di sana melihat semua yang terjadi di depannya, tanpa sedikit pun emosi di matanya.
Ariyani memejamkan mata karena kesakitan, dia lebih rela digilir daripada pria ini melihat keadaannya yang memalukan.
“Pak Syarifudin!” Efendi tidak menyangka bahwa Syarifudin akan datang tiba-tiba, dia tersenyum menyanjung dan berkata. "Apa yang membuat kamu begitu emosi?"
"Ini adalah daerahku!" Syarifudin berkata dengan ringan, "Pak Efendi membuat keributan di daerahku, apakah kamu tidak merasa hutang penjelasan padaku?"
Sifat Syarifudin biasanya sangat dingin, tidak pernah mencampuri urusan orang lain, dulu dia
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda