Tidak Merindukannya
Malam semakin gelap, sebuah mobil hitam dengan garis-garis halus terparkir di lantai bawah di kompleks tempat tinggal Ariyani dan Hamid.
Lampunya redup, dan cahaya puntung rokok yang meredup di dalam mobil menggambarkan wajah suram pria itu.
Jarum jam di pergelangan tangannya sudah menunjuk ke arah jam tiga pagi, dan wanita itu masih belum terlihat.
Senyum mengejek muncul di sudut mulut Syarifudin, yang telah menunggu di dalam mobil selama lima jam.
Di hotel, dia melihat wanita itu pergi bersama Fauzi dengan intim, dia tahu bahwa dia akan menghabiskan malam di luar, tetapi dia masih tidak bisa mengendalikan diri, harus datang untuk melihat.
Masih ada secercah harapan dalam hatinya, tapi ternyata harapannya hanya tinggal harapan.
Sambil membuang puntung rokoknya dengan berat, dia menyalakan mobil, dan mobil itu segera menghilang di tengah malam yang pekat.
Ketika dia sampai ke rumah, ibunya, Yuliana belum tidur dan masih menunggunya di ruang tamu, melihat Syarifudin kembali, dia mengelu
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda