Bab 86
Namun, kali ini, muncul kilatan aura hitam di dahi Wanda. Aura itu muncul sekejap dan hilang begitu cepat, Yasa bahkan mengira dia salah lihat!
Jari-jarinya bergerak, Yasa menyipitkan matanya dan berkata, "Apa kamu merasa kalau dirimu sangat bodoh, selalu lupa apa yang sudah dilihat?"
"Ya!" Wanda langsung mengangguk, lalu berkata dengan lesu, "Kakekku awalnya ingin mewariskan keterampilan medisnya, tapi sayangnya aku nggak berbakat! Meskipun aku sudah berusaha keras!"
"Berusaha itu satu hal, tapi ini penyakit!" Yasa menggelengkan kepala dan berkata, "Lupakan saja, kali ini kamu sudah banyak membantuku. Beberapa hari lagi, aku akan cari cara dan memberikan perawatan buatmu!"
Saat ini, Yasa sebenarnya bukannya tidak memiliki cara untuk merawatnya. Namun, penyakit Wanda cukup spesial dan membutuhkan banyak persiapan, jadi dia perlu waktu untuk mempersiapkan semuanya.
Wanda menatap Yasa dengan skeptis, "Kamu … jangan cuma omong kosong ya! Aku sudah periksa, tubuhku sehat kok."
Yasa menunju

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda