Bab 75

Yasa memarkir mobil di depan vila. Mata Yasa semakin dingin tanpa ekspresi melihat vila yang sangat familier itu. Kenangan buruknya terlalu banyak di sini. Terutama penghinaan Shina kepadanya, yang tidak akan pernah dia lupakan. Yasa melangkah masuk. Shina benar-benar telah mempersiapkan semuanya dengan baik. Rantai yang tergantung di pintu adalah rantai yang dulu digunakan untuk mengunci leher Yasa! Langkah Yasa terhenti sebentar. Seringai muncul di sudut bibirnya, lalu dia berjalan menuju aula. Semuanya sangat familier! Yasa langsung pergi ke meja tempat bermain kartu. "Yasa!" Jenny dapat melihat keanehan dalam ekspresi Yasa. Yasa mengangguk, lalu berbalik kepada Shina. Shina menerima tatapannya dengan dagu terangkat, tetapi segera menoleh kepada Hanna dan wanita di sebelahnya. "Ah!" Hanna tiba-tiba memekik, dan wajahnya tiba-tiba memucat. Sementara wanita cantik di sebelahnya yang sejak tadi diam mengangkat tangannya. Dia menatap Yasa dan berteriak dengan nada memerintah, "Lihat aku