Bab 14
Arvin mengulurkan tangan ke depan, jelas apa maksudnya.
Teresa menegang sehingga terbata-bata. "Sa, Sayang, kasih aku lima menit. Kamu pasti akan puas dengan penangananku."
"Teresa, kasih aku."
Mata Arvin menjadi gelap. Nadanya memberi tekanan dan aura berbahaya.
"Sayang, Sayang, aku benaran salah. Percayalah padaku."
Hiks, dia seharusnya sudah menangani semua itu dari awal. Sebelumnya, seluruh perhatian Teresa tertuju pada luka Arvin sehingga dia tidak memikirkan hal lain.
Gawat kalau dilihat oleh Arvin sekarang.
Namun, Arvin sangat bersikeras pada saat ini. Dia mengulurkan tangan tanpa mengatakan apa-apa.
Pada akhirnya, Teresa pasrah dan menaruh ponselnya ke tangan Arvin. Ketika Arvin hendak menarik kembali tangannya, Teresa langsung memegang tangan Arvin.
"Hm, jangan marah, ya. Aku hanya mencintaimu, sayang."
Teresa memejamkan mata dan terus berdoa dalam hati.
Arvin melirik nomor penelepon di layar ponsel.
Seketika, mata Arvin menjadi ganas.
Teresa yang matanya terpejam pun bisa mer
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda