Bab 17
Udara dingin menusuk, hampir membekukan segalanya di sekitarnya.
Baru ketika rasa logam memenuhi mulutnya, Leo sadar bahwa dia telah menggigit bibirnya hingga berdarah.
Selama dua belas bulan terakhir, dia menghabiskan setiap harinya mencari Safira, mengabaikan pendidikannya sepenuhnya. Dekan kampus, yang tak tahan melihat perubahan drastis pada siswa unggulannya, akhirnya memberitahunya keberadaan Safira.
Setelah mendapatkan informasi itu, dia tanpa ragu memesan tiket pesawat.
Dalam perjalanan yang panjang dan penuh kelelahan, dia bahkan tidak sempat untuk menenangkan dahaganya dengan segelas air. Pikirannya hanya fokus pada keinginan untuk segera bertemu dengan sosok yang terus menghantuinya selama ini.
Pertemuan yang seharusnya menjadi akhir dari pencarian panjang Leo justru berubah menjadi konfrontasi dengan kenyataan yang pahit.
Safira yang berdiri di hadapannya bukanlah gadis yang sabar dan hangat seperti yang dia kenang.
Bagaimana pun dia mencoba, Leo tak mampu menemukan secerca

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda