Bab 15
Kedua orang itu duduk di sudut.
Tatapan Selina jatuh ke taplak meja sambil menunggu orang di depan dia untuk angkat bicara..
Mata Jordan pun menatap lekat ke arah wanita itu dan memperhatikan setiap gerak-geriknya, seakan-akan takut dia hilang kembali.
Usai pelayan mengantarkan kopi, Selina menyesapnya sedikit sebelum menatap pria di depan dia dan angkat bicara dengan tenang.
"Mau bilang apa? Tinggal bicara."
Tangan Jordan yang berada di bawah meja mengepal kuat, berusaha keras menahan emosinya.
"Kenapa kita putus? Apa aku melakukan kesalahan?"
Pertanyaan Jordan membuat Selina merasa agak tidak enak hati.
"Nggak ada yang aneh memilih putus karena hilang rasa, 'kan?"
Mendengar jawaban wanita itu, dada Jordan terasa sesak dan dipenuhi amarah.
"Pembohong!"
Selina terkejut menyaksikan perubahan emosi Jordan.
Selanjutnya, dia meringis geli ketika mengamati sikap Jordan.
"Aku nggak pernah bohong. Suka memang suka, saat nggak suka pun memang nggak. Aku setia pada hatiku, nggak seperti kamu."
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda