Bab 92
"Hati-hati, Kak Annisa."
Meskipun begitu, Naomi tetap tenang menghadapi bahaya. Dia bahkan mengangkat Annisa yang terpeleset hanya dengan satu tangan.
Tangannya yang satu lagi agak terentang ke samping. Sikunya bersandar di tepi lemari dengan gelang giok yang tetap utuh.
"Ada apa?"
Hazel melihat ke arah suara.
Tampaklah ibunya yang rambutnya agak sedikit berantakan sedang dipapah seseorang, sementara Naomi yang terlihat tenang itu tetap berada di samping lemari. Sebersit cahaya pun berkilat dalam sorot tatapan Hazel saat memandang Naomi.
Annisa melirik ke arah gelang giok yang Naomi kenakan itu terlebih dulu. Sebersit cahaya penuh kebencian terlintas dalam sorot tatapannya saat menyadari bahwa gelang giok itu baik-baik saja.
Naomi pura-pura tidak menyadari sorot tatapan Annisa dan membantu Annisa berdiri dengan stabil.
"Lantainya licin, jadi pasti agak sulit kalau mengenakan sepatu hak tinggi. Hati-hati saat lagi jalan, Kak Annisa."
Naomi berujar mengingatkan.
Setelah itu, dia langsung

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda