Bab 142
Suasana di ruang rapat langsung membeku.
Di meja yang sama untuk lelang proyek, hanya orang-orang tua yang sombong seperti itu yang berani secara terang-terangan menghina orang lain di depan banyak orang.
Beberapa orang yang tahu betapa berharganya Grup Lennox mencoba meredakan suasana.
"Dia nggak bisa memilih terlahir sebagai anak haram. Senior, kenapa harus membahas hal seperti itu? Kita semua sering bertemu dalam dunia bisnis ini."
"Nggak bisa memilih kelahirannya? Tapi memilih untuk bergantung pada wanita dan hidup dari hasil mereka, itu jelas pilihannya sendiri, bukan?"
Di sudut ruangan, seseorang tiba-tiba melontarkan kalimat tajam seperti itu.
Di sebelahnya, seorang pria gemuk dengan perut buncit ikut menimpali dengan nada mengejek.
"Pantas saja senior berani menghinanya secara langsung. Anak haram yang sukses hanya karena menempel pada wanita memang nggak pantas duduk semeja dengan kita."
"Masih muda, wajah lumayan tampan, memang cocok menarik perhatian wanita kaya, haha."
Maki

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda