Bab 44
"Jangan bergerak terus,"
Satu tangan Hugo memegang kepalanya, sementara tangan lainnya sibuk merapikan rambut hitam panjangnya.
"Ikat rambutnya sudah usang, kayaknya sudah hampir nggak bisa mengikat rambutmu lagi. Kenapa nggak ganti yang baru aja, sih?"
Hugo menatap jepit rambut berbentuk kelinci kecil, yang catnya sudah mulai mengelupas itu sambil bertanya.
"Hmm …" Winona terdiam cukup lama sebelum akhirnya menjawab lirih, "Ini hadiah ulang tahun pertama yang Pak carlos kasih buatku."
Mendengar jawaban gadis itu, Hugo tidak berkata apa-apa lagi. Dia hanya melanjutkan untuk merapikan rambut Winona kembali.
"Sudah selesai."
Winona bangkit dari meja kelas, mengambil ponselnya, lalu menyerahkannya kepada Hugo.
"Aku nggak percaya, cepat ambil fotonya, aku mau lihat."
Hugo menerima ponsel Winona. Baru saat itulah dia menyadari bahwa layarnya sudah retak. Mungkin ini akibat insiden di gang sempit malam itu.
Namun, terlepas dari itu, ponsel ini memang sudah sangat tua.
Sudah seharusnya digant
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda