Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 16

Insiden kecil barusan tidak membuat Hugo merasa terusik. Lagi pula, di matanya Nita sama saja seperti udara sekarang. Tidak juga, udara tidak akan membuat orang merasa jengkel. "Aduh! Ya ampun! Gampang sekali dapat uang! Semiliar! Semiliar!" Carlos bicara sambil menyerahkan kartu yang baru saja Krisna tinggalkan untuk Hugo. "Buat pak Pak Carlos saja. Anggap saja hadiah dariku karena aku bisa bergabung dengan organisasi." "Hahaha! Kamu belajar dengan cepat ya! Sudah paham saja, nak!" Carlos juga tidak sungkan, dia menepuk bahu Hugo, lalu menyimpan kartu itu. Hugo tidak ingin membahas topik ini lagi. Dia tersenyum dan bertanya kepada Carlos. "Pak Carlos, kita sekarang mau ke mana?" Hugo mengikuti Carlos. Awalnya dia mengira Carlos setidaknya memiliki mobil, tetapi ternyata dia membawa Hugo ke halte bus ini. "Ikuti saja aku. Aku nggak akan menjualmu." Carlos melambaikan tangannya dengan tidak sabar. "Sebelum itu, aku harus sampaikah hal ini, Nak. Kamu memang telah kembali ke bentuk manusia dan nggak ada jejak monster sama sekali. Tapi, kalau kamu menunjukkan sedikit kekuatan monstermu di wilayah pemburu iblis, aku nggak bisa menjamin keselamatanmu." Carlos bicara kepada Hugo saat menunggu bis dengan santai. Dia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana sambil mengisap rokok di mulutnya. "Aku akan mengingat hal itu baik-baik." Walaupun belum benar-benar menguasai cara mengendalikan kekuatan misterius itu, setidaknya bisa mencegah transformasi dirinya menjadi sosok kerangka secara tidak sengaja. Di rumah Carlos barusan, dia berlatih berulang kali dan secara bertahap menguasai teknik transformasi. Hal ini membuatnya merasa bersemangat sekaligus tegang. Setelah observasi di rumah Carlos. Hugo tidak akan mengeluarkan aura monster bila dia mengeluarkan kekuataannya yang dahsyat di tempat-tempat tertentu. Bisa saja ada aura yang lolos sedikit, tetapi akan sulit terdeteksi oleh pengawas biasa yang tidak mendapat tugas khusus. Hugo baru akan berubah menjadi raksasa bila seluruh tubuhnya telah ditutupi oleh kerangka. Tak lama kemudian, bus membawa kedua orang itu ke kota tua. Sampai saat itu Hugo masih memiliki secercah harapan. Kota tua ini terlihat kumuh, tetapi mungkin ada keajaiban di dalamnya. Carlos membawanya ke depan sebuah bangunan tua dua lantai yang berukuran kecil. Hugo pun tertegun. Dinding luar bangunan kecil ini mengelupas, cat di jendela juga sudah pudar, seolah-olah menandakan bahwa bangunan itu telah dimakan waktu. "Kita sudah sampai di markas besar." Carlos melirik Hugo. Setelah Carlos mengucapkan kalimat itu, Hugo benar-benar merasa putus asa. Markas rahasia dengan teknologi tinggi memang hanya ada di film. Sementara, kenyataannya adalah bangunan tua yang penuh noda ini. Sepertinya Carlos membaca pikiran Hugo. Dia terkekeh, "Memang kamu pikir kami ini apa? Agen rahasia?" Carlos tersenyum, "Parade Malam Siluman nggak memiliki banyak sumber daya. Lagi pula, semakin nggak mencolok suatu tempat, semakin aman." Awalnya Hugo mengira, paling tidak ada semacam kode rahasia, atau perlu memasukkan kata sandi tertentu. Tidak disangka, Carlos langsung mengeluarkan sepasang kunci kuno dari sakunya, dan dengan mudah membuka pintu besi yang sudah pudar itu. Untungnya, setelah pintu dibuka, tidak ada bau lembap dan debu seperti yang dia bayangkan. Sebaliknya, ada aroma wangi bunga Cahaya kuning yang redup menerangi aula yang tidak terlalu luas di lantai satu "Pak Darren! Orang yang aku bawa sudah datang! Cepat turun, ya!" Carlos berjalan ke tepi tangga dan berteriak ke lantai dua. Sebenarnya Hugo ingin bertanya, siapa Pak Darren, tetapi dia mengurungkan niat karena akan segera bertemu dengannya. Beberapa menit kemudian, Hugo melihat seorang pria berusia sekitar tiga puluh tahun turun dari lantai dua. Hugo segera berdiri dan memandang mereka. Carlos segera menyambutnya dengan senyuman lebar dan menunjuk Hugo sambil berkata, "Pak Darren, ini dia anak yang aku ceritakan. Dia ingin bergabung dengan organisasi kita sebagai seorang Pembangkit..." Carlos menoleh pada Hugo, lalu bertanya, "Namamu siapa tadi?" "Hugo." Hugo segera memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya kepada pria itu. Pria itu bertubuh kurus dengan ekspresi wajah dingin. Tatapannya tajam, memancarkan aura yang mengerikan walaupun tanpa kemarahan, sehingga orang langsung menaruh hormat. Dia tidak membalas uluran tangan Hugo. Wajahnya tampak dingin dan tegas. "Aku Darren, Wakil Presiden Parade Malam Siluman." Namun saat itu juga, Carlos berbisik di telinga Darren, "Dia baru saja memberi sumbangan satu miliar untuk organisasi kita." "Senang bertemu denganmu!" Darren langsung menyambut tangan Hugo dengan kedua tangannya. Ekspresinya pun langsung terlihat lebih bersemangat. Sudut bibirnya berkedut, dia bisa dianggap berhasil masuk. Pria itu langsung ke pokok permasalahan. Suaranya tenang tetapi mengandung sedikit otoritas yang tak bisa dibantah, "Winona sudah memberi laporan tentang keadaanmu sebelumnya. Carlos juga sempat menyebutkan masalah ini, jadi aku ingin mengonfirmasi sekali lagi." Darren melihat Hugo dan bertanya, "Apakah kamu adalah seorang pembangkit dari sistem reinkarnasi?" Hugo mengangguk, berusaha membuat suaranya terdengar tenang, "Benar, setelah diserang oleh orang yang terinfeksi, jantungku dicabut dan tubuhku mengalami fenomena regenerasi." Hugo mengamati Darren sambil berbicara. Darren mengenakan jubah panjang kuno berwarna hitam, dan memakai kacamata di wajahnya, memancarkan aura intelektual yang elegan. Namun, dia selalu mempertahankan ekspresi wajah yang dingin dan serius, sehingga orang sulit untuk memahami pikirannya yang sebenarnya. "Baik, aku merasa tenang karena Carlos menjaminmu. Aku akan menyerahkan datamu ke organisasi." Kemudian, setelah terdiam sejenak, akhirnya Darren bicara lagi kepada Hugo. "Organisasi ini memiliki kewajiban untuk mencari para pembangkit, tetapi nggak memaksa mereka untuk bergabung. Kamu dapat membuat rencana itu setelah memahami dunia orang yang telah bangkit." Namun, Hugo menggelengkan kepalanya. Dia bicara sambil tersenyum. "Nggak perlu, Paman Darren, aku bergabung dengan organisasi kalian, namanya... namanya apa ya, Malam Siluman?" "Parade Malam Siluman." Darren mengoreksi, "Bolehkah aku tahu alasanmu bergabung? Seperti yang kamu lihat, Parade Malam Siluman saat ini dalam kondisi yang sangat buruk. Kami memiliki banyak utang luar negeri dan nggak memiliki banyak sumber daya untuk melatih seorang Pembangkit Baru." Setelah bicara, Pak Darren merasa ada kata-katanya yang kurang tepat, dia buru-buru menambahkan, "Tentu saja, kami sangat berharap ada anggota baru yang bergabung, tetapi demi masa depanmu, aku tetap harus mengucapkan kata-kata ini terlebih dahulu." Hugo bisa merasakan ketulusan Darren, lalu dia mengangguk. "Bisakah kamu beri tahu aku alasanmu bergabung?" Darren bertanya sambil menatap langsung ke mata Hugo. "Karena Winona telah menyelamatkan hidupku." Hugo tersenyum dan berkata kepada Darren. Ruangan itu hening. Bahkan, Carlos tidak mengucapkan sepatah kata pun. Setelah lama, Darren pun tersenyum. "Kamu sangat jujur dan lugas." Kemudian dia mengulurkan tangannya lagi, "Selamat datang di Parade Malam Siluman." Saat itu juga, pintu kecil tiba-tiba didorong. Hugo menoleh dan melihat Winona berdiri di pintu dengan panik. Mungkin karena berlari-lari, wajah cantiknya terlihat agak memerah. Rambutnya juga terlihat agak berantakan karena angin. "Pak Carlos! Kenapa nggak menungguku!" "Hahaha, lihat, Pak Darren, kan aku sudah bilang kepadamu, gadis ini jatuh cinta. Kamu masih nggak percaya. Aku bawa orang ini pergi sebentar saja, dia sudah menyusul." Wajah Winona semakin merah setelah mendengar kata-kata Carlos. Dia melemparkan rokok yang dia pegang ke arah Carlos. Carlos menangkap rokok itu dengan mudah. "Hehe, terima kasih." "Sekarang ini masih masa pengawasan 24 jam. Aku nggak bisa meninggalkannya." Winona berjalan ke sisi Carlos. Dia menahan kemarahannnya setelah melihat Pak Darren. Namun, dia tetap saja bicara dengan nada tidak senang.. "Omong kosong soal pengawasanlah, Anak ini sudah menjadi anggota Parade Malam Siluman barusan!" Carlos berkata pada Winona sambil mengeluarkan sebatang rokok. "Ehem ehem." Darren batuk-batuk, seperti ingin mengingatkan Carlos bahwa ini adalah ruangan tertutup. Namun, Carlos sama sekali tidak peduli dan langsung menyulut rokok. Darren menghela napas dengan putus asa, Hugo langsung mengerti sekarang alasan adanya aroma bunga di dalam ruangan ini. Jadi, aroma itu untuk menetralkan bau asap Carlos. "Pak Darren, Hugo sudah bergabung dengan kita?" Winona bertanya sambil menatap Darren dengan mata berbinar. "Benar, aku akan meneruskan datanya ke organisasi. Kalau hari ini sudah tidak ada urusan lain lagi, kamu bisa antar Hugo keluar dulu." "Baiklah." Winona mengangguk tanpa ragu . Setelah pintu ditutup, Darren duduk di sofa dan memberi isyarat kepada Carlos untuk masuk. Carlos terkekeh dan duduk di sampingnya. "Aku sudah beri tahu kamu soal tugas Kelas Pionir yang kamu terima kemarin dan hadiah akan segera masuk ke akunmu." Mendengar kata-kata Darren, Carlos segera mengangkat tangan dan memberi hormat, "Wah, efisien sekali, sangat cermat!" "Jangan terburu-buru, ada sedikit pertanyaan untukmu, Carlos." Ada apa? "Kamu nggak membunuh binatang kelas pionir kemarin malam itu, kan?" Carlos terdiam, sementara tatapan Darren makin tajam. Suasana di dalam bangunan itu menjadi agak tegang. "Banyak luka robek pada bangkai binatang buas yang kamu bawa pulang, berarti tubuhnya dicabik-cabik paksa oleh orang lain. Inti kristalnya juga sudah dikeluarkan sampai-sampai binatang itu mati." Darren menyilangkan kakinya sambil menatap Carlos, "Aku sangat mengenal cara bertarungmu, itu pasti bukan gayamu. Selain itu, meskipun organisasi nggak minta untuk menyerahkan Inti Kristal, bolehkah aku menganggap bahwa Inti Kristal itu ada padamu?" "Hehe..." Carlos terkekeh salah tingkah, "Gadis itu sudah besar, banyak kebutuhan yang memerlukan uang. Kamu bisa tutup mata, kan?" Carlos tidak bisa menyampaikan hal yang sebenarnya. Inti Kristal itu sudah diserap oleh Hugo. Darren dan Carlos saling memandang lama, akhirnya dia menggeser kacamatanya dan menghela napas. "Jangan jadi kebiasaan." "Hahahahaha, Pak Darren, aku tahu kamu adalah orang baik!" Carlos mengatakan hal itu sambil berdiri. "Tunggu sebentar, Carlos." Ketika Carlos hendak pergi ke lantai dua, Darren memanggilnya lagi. "Organisasi mendeteksi kemunculan monster tingkat jurang tanpa dasar tadi malam. Walaupun kemunculannya sangat singkat, lokasinya berhasil diketahui, di dekat binatang buas pionir yang kamu bunuh. Aku ingin bertanya padamu..." Darren melihat punggung Carlos dan berkata dengan jelas: "Apakah kamu pernah melihat monster tingkat jurang tanpa dasar itu?" Carlos tidak menoleh dan terdiam sejenak. Lalu, dia memiringkan kepalanya dan tersenyum usil, "Jangan bercanda, kalau monster tingkat jurang tanpa dasar benar-benar muncul tanpa tanda-tanda di kota, apakah orang-orang anggota Asosiasi Kiamat akan diam saja?" Diam, dan hening lagi. Darren menggosok pelipisnya pelan-pelan dan berkata dengan lelah, "Kalau begitu anggap saja itu sebagai kesalahan penilaian Asosiasi Kiamat. Carlos, ingat, beri tahu aku kalau ada yang tidak beres. Kamu harus percaya padaku." Carlos melirik Darren, lalu tersenyum dan mengangguk. Setelah itu, dia naik ke lantai dua tanpa menoleh.

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.