Bab 81
Yulius dan Doni melangkah keluar dari gerbang sekolah.
"Yulius, terima kasih ya," Doni berkata dengan tulus.
Dia tidak memiliki banyak teman di sekolah, dan satu-satunya teman yang selalu membelanya adalah Yulius.
"Bukan apa-apa, kamu dipukul karena aku. Bagaimana luka di tubuhmu? Jika perlu ..." Suara Yulius terdengar cukup cemas.
"Enggak apa-apa, tubuhku kebal, kok. Aku sama sekali enggak merasakan sakit, beberapa hari lagi pasti sembuh," Doni tertawa.
"Baiklah, aku pulang dulu," kata Yulius hendak berbalik pergi.
"Doni segera memanggil Yulius, 'Eh, Yulius, tunggu dulu! Hari ini aku lagi senang banget, aku mau traktir kamu makan. Setelah itu, kita lanjut ke bar untuk minum. Gimana, setuju?'"
"Kalau traktir makan boleh, tapi kalau minum alkohol nggak mau." Yulius tidak tertarik dengan minuman keras.
"Jangan begitu, sepupuku kebetulan seorang manajer bar, dia sering memintaku untuk mengajak teman ke sana," Doni menjelaskan dengan tergesa-gesa.
"Bukannya siswa SMA nggak boleh masuk ke b
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda