Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 6

Saat neneknya masih hidup, neneknya juga selalu menatapnya dengan penuh kasih sayang seperti ini ... Tatapan Selena menjadi lembut dan dia berkata dengan suara lembut, "Syukurlah Anda baik-baik saja." Lihatlah, gadis ini tidak hanya cantik seperti peri, suaranya juga sangat merdu! Anita makin menyukai Selena setiap kali menatapnya. Dia menggenggam tangan Selena dan enggan melepaskannya. Dia ingin mengobrol lebih banyak, tetapi tubuhnya masih lemah karena baru saja pingsan. Setelah berbicara beberapa kata, dia mulai terengah-engah lagi. Ambulans akhirnya tiba. Dokter memeriksa Anita dengan saksama dan langsung merasa kagum. "Kondisi Ibu tidak terlalu serius, tapi masih perlu dirawat di rumah sakit. Tindakan pertolongan pertama yang dilakukan oleh gadis ini sangat hebat, kalau nggak, Ibu mungkin bisa dalam bahaya!" Rasa terima kasih di mata Anita menjadi lebih dalam. Dia melepaskan liontin giok dari lehernya dengan susah payah dan meletakkannya di tangan Selena. "Terimalah ini, anak yang baik. Nanti kalau ada apa-apa, kamu bisa datang mencariku ... " Liontin giok itu terasa hangat di tangan. Ini jelas bukan barang biasa. Tanpa memberi kesempatan bagi Selena untuk menolak, Anita langsung dibawa ke dalam ambulans. Orang-orang yang tadinya meragukan Selena, sekarang langsung menghormatinya setelah melihat kejadian itu. "Wah, gadis ini benar-benar pandai dalam ilmu kedokteran! Dia bahkan berhasil menyelamatkan nenek tadi, sungguh luar biasa!" "Ya! Di usia yang semuda ini, dia sudah punya kemampuan medis yang luar biasa! Sungguh luar biasa!" "Nggak cuma hebat, hatinya juga sangat baik. Kalau bukan karena dia, nenek tadi pasti dalam bahaya!" Jenny yang baru keluar dari mal mendengar pujian orang-orang terhadap Selena. Setelah mengetahui apa yang terjadi, dia mengernyitkan bibirnya dengan angkuh. Dia tidak percaya kalau Selena, si cewek kampungan dari desa yang baru pulang ini, punya kemampuan medis. Ini pasti cuma kebetulan belaka. Dia mendengkus dingin dan berkata, "Kakak datang dari desa jadi nggak tahu. Di Norton itu banyak banget orang yang mencari kesempatan untuk menipu. Apalagi keluarga Carson kami adalah keluarga terkaya di Norton, banyak orang yang iri. Jangan sampai keahlian medis Kakak yang setengah-setengah itu menimbulkan masalah bagi keluarga kami!" Setiap kata "keluarga kami" itu jelas menunjukkan kalau dia tidak menganggap Selena sebagai anggota keluarga Carson. Wajah kecil yang cantik dan putih seperti porselen milik Selena tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Dia bahkan tidak mau melihat Jenny sedikit pun dan langsung berjalan menuju mal. Melihat Selena berani mengabaikannya, api kemarahan di hati Jenny langsung membara. "Selena, aku bicara denganmu! Apa kamu mendengarku?" "Beraninya kamu mengabaikanku, Selena ... " "Kamu terlalu cerewet." Selena berhenti, sepasang mata rubahnya yang indah memancarkan aura dingin yang membuat orang merasa takut tanpa sadar. "Berisik banget, sih." Hanya dengan satu tatapan, Jenny merasakan hawa dingin merambat dari kakinya sampai ke kepalanya dan dia mundur selangkan tanpa sadar. "Jangan menggangguku." Setelah mengatakan itu, Selena melihat Jenny mundur beberapa langkah karena ketakutan. Dia terus berjalan maju tanpa berhenti lagi. Setelah kembali sadar, wajah Jenny menjadi makin muram. Dia menggigit bibir dengan penuh kebencian. Si*lan, dia malah takut terhadap cewek kampungan dari desa seperti Selena! Namun, dari mana Selena mendapatkan liontin giok di tangannya itu? Jenny langsung tahu kalau itu barang bagus dalam sekilas. Kalau dia bisa mendapatkannya ... Di dalam toko. Yosef dan Ester sedang dikelilingi oleh para staf saat mencoba gaun. Staf toko mengenali Selena sebagai orang yang datang bersama Ester tadi. Namun, melihat Selena berpakaian biasa, dia menganggapnya hanya sebagai kerabat miskin yang mengikuti Ester dan dia teringat perintah Jenny. Bagaimanapun juga, Jenny adalah putri keenam dari keluarga Carson yang dimanja, jadi mereka tidak berani menyinggungnya. Oleh karena itu, saat Jenny memerintahkan mereka untuk memperlakukan Selena dengan buruk, tentu saja mereka menurutinya! "Hei, apa yang kamu lakukan? Siapa yang mengizinkanmu masuk begitu saja? Toko kami adalah toko kelas atas, siapa yang membiarkan cewek kampungan dari desa sepertimu masuk? Kamu benar-benar mengotori toko kami!" "Kita harus membersihkan toko ini setelah ini biar nggak ada jejak bau kemiskinan yang tertinggal." Setelah staf itu mengatakan itu, dia tersenyum sinis, segera mengambil air disinfektan di atas meja, dan menyemprotkannya ke mata Selena. Namun, reaksi Selena sangat cepat. Dia langsung menahan pergelangan tangan staf itu. Gerakannya sangat cepat sehingga staf itu tidak sempat bereaksi. Cairan disinfektan tidak mengenai Selena, melainkan sepenuhnya mengenai wajah dan mata staf itu sendiri. Suara merdunya terdengar dengan tenang tetapi dingin. "Sekarang sudah cukup bersih, 'kan?" "Aduh ... Sakit banget ... " Cairan disinfektan sangat merangsang mata dan kulit sehingga membuat staf itu langsung berteriak kesakitan, "Mataku sakit banget ... " Tidak lama kemudian, Jenny masuk dan melihat pemandangan ini. Tatapannya menjadi makin kejam. Dasar orang-orang tidak berguna! Bahkan hal sepele seperti mengganggu Selena saja tidak bisa dilakukan dengan benar! "Kakak terlalu berlebihan! Kenapa Kakak menyemprotkan cairan disinfektan ke matanya!" Suara Jenny sangat keras dan kehebohan di dalam toko tadi sudah menarik perhatian banyak orang. Sekarang setelah mendengar perkataan Jenny ini, mereka segera ikut menyalahkan Selena. "Ya, gadis itu terlihat cantik, tapi hatinya sangat jahat!" "Benar! Dia menyemprotkan cairan disinfektan ke mata orang lain, hatinya sangat jahat!" "Ya, bukan cuma jahat tapi juga nggak berpendidikan ... " Mendengar hinaan terhadap Selena, hati Jenny menjadi lebih senang. Dia tersenyum dengan bangga. Makin jahat mereka mengutuk, makin baik. Dia hanya ingin Ester dan Yosef melihat dengan jelas kalau Selena hanyalah cewek kampungan dari desa dan nggak bisa dibandingkan dengannya! Melihat semua orang berdiri di pihaknya, staf itu menatap Selena dengan penuh kebencian, lalu mulai menangis dan menunjukkan ekspresi yang menyedihkan. Ini membuat semua orang di ruangan makin merasa kasihan padanya dan makin tidak puas dengan Selena. Jenny tersenyum sinis, lalu berkata dengan wajah yang baik hati, "Kakak, cepat kasih tahu semua orang kalau kakak menyesalinya. Selama Kakak tulus minta maaf, semua orang pasti akan memaafkan Kakak!" Sepasang mata rubah yang indah milik Selena menatapnya dan dia berkata dengan suara datar, "Ya, sekarang aku menyesal." Jenny sudah menunggu kata-kata ini, tatapan kemenangan makin jelas di matanya. Membuatnya minta maaf di depan semua orang akan cukup untuk mempermalukannya! "Kakak tahu kesalahan dan memperbaikinya itu adalah kebajikan terbesar. Sekarang mintalah maaflah padanya dan memohonlah agar dia memaafkan Kakak ... " Sebelum Jenny menyelesaikan kalimatnya, Selena memotongnya dengan nada tidak sabar. "Yang aku sesali adalah aku nggak menyemprotkan lebih banyak. Harusnya aku menuangkan semua isi botol disinfektan itu ke mulutnya." Nada bicaranya benar-benar arogan. Semua orang di tempat itu terdiam. Setelah menyadari apa yang terjadi, mereka menjadi makin marah. "Benar-benar keterlaluan!" "Ya, anak baik dari keluarga mana yang berperilaku seperti ini!" "Masih muda tapi sudah punya hati yang jahat!"

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.