Bab 815
Dua jam kemudian.
Damian bersandar di kepala tempat tidur. Dia mengenakan jubah mandi yang terurai longgar di tubuhnya, samar-samar memperlihatkan dada bidangnya yang penuh dengan bekas goresan merah kuku seorang wanita.
Suasana di ruangan itu masih kental dengan aroma kemesraan yang belum sepenuhnya hilang. Sprei yang berantakan dan pakaian wanita yang tercecer di lantai tanpa suara menggambarkan betapa gilanya kedua orang itu beberapa saat lalu.
Dengan tangan yang memiliki jari-jari panjang dan tegas, Damian memegang gelas anggur. Dia perlahan-lahan menggoyangkannya sambil mendengarkan suara air yang mengalir dari kamar mandi. Tenggorokannya bergolak, seolah masih ada sisa-sisa gairah yang mengendap.
Dia menyesap sedikit anggur merah, berusaha menekan panas yang mulai merayap naik.
Tidak lama kemudian, suara air berhenti, diikuti dengan suara mesin pengering rambut.
Beberapa saat kemudian, Alice keluar dari kamar mandi dengan memakai jubah mandi. Rambut hitam panjangnya yang setengah
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda