Bab 44
"Kak Luca, adikku tumbuh di pegunungan, jadi dia tidak terlalu paham sopan santun. Jika dia bersalah, aku minta maaf atas namanya," kata Silvi dengan anggun, seperti seorang kakak yang melindungi adiknya.
Tanpa disadari, perkataan ini terdengar sangat buruk di telinga Luca.
Apa salahnya Alice tumbuh di pegunungan?
Meskipun di pegunungan dengan keterbatasan pendidikan, dia masih bisa belajar sendiri dan berhasil. Dia berhak untuk merasa bangga!
"Kamu jangan pernah lagi berkata seperti itu tentang Alice," kata Luca dengan tegas.
Lalu, dia menatap tajam para siswi yang mengelilinginya dan mengingatkan, "Dan kalian juga."
Setelah memberi peringatan, dia berbalik dan pergi.
Silvi kebingungan.
Begitu juga dengan para siswi yang ada di sana.
Kenapa Luca tidak marah pada Alice, tetapi malah selalu melindunginya?
Apakah dia terpesona oleh wajah cantik Alice?
Memikirkan wajah cantik Alice, mata Silvi dipenuhi dengan rasa iri dan kebencian. Dia mengepalkan tangannya begitu keras hingga kukunya me
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda