Bab 345
Selvi mengepalkan tangannya erat-erat. Sungguh menjengkelkan!
"Nona Selvi sudah datang. Cuacanya dingin, mari masuk ke dalam," ujar Bibi Raina yang keluar saat mendengar keributan.
Dia adalah pelayan pribadi Wenda.
Selvi menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri. Dia lalu berbalik dan menampilkan senyum sopannya. "Baiklah, apa Kak Wenda sudah bangun?"
"Sudah, dia sudah menunggu Anda untuk sarapan bersama," jawab Bibi Raina sambil tersenyum.
Saat keduanya memasuki ruang tamu, seorang pemuda muncul dari balik dinding.
Rian menyeringai sinis.
"Kata siapa Damian punya pengendalian diri yang bagus? Jelas-jelas dia suka pria. Sekalipun diberi obat perangsang, dia nggak akan tertarik pada wanita!" ejeknya dalam hati.
"Selvi juga bodoh, kenapa harus menyukai Damian?"
"Kak Wenda, aku datang untuk menemanimu sarapan," katanya sambil masuk ke ruang tamu.
Di ruang tamu, Wenda langsung menjamu Selvi di meja makan. Melihat keberadaan pemuda itu, dia tersenyum senang. "Rian, kamu datang."
Sete
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda