Bab 23
Mengumumkan bahwa Alice adalah putri adopsi merupakan kesalahan mereka.
Namun, demi kepentingan keluarga Amarta. Mereka bertekad untuk tidak mengungkapkan rahasia ini.
"Bukan seperti itu. Tidak peduli apa pun margamu, kamu tetaplah putri kesayangan Ibu," ujar Amel dengan suara kecil sambil menarik baju Alice.
Alice menoleh dan melihat Amel. Seluruh keluarga Amarta, hanya ibunya yang benar-benar peduli padanya.
Alice tidak tahu bagaimana caranya menghadapi kasih sayang ibu yang tidak pernah dia rasakan selama belasan tahun. Dia hanya menganggukkan kepalanya dengan pelan.
Kemudian, Amel memberanikan diri untuk mengatur ulang ruang belajar Eden di lantai tiga menjadi kamar Alice tanpa menunggu persetujuan Nenek Dela.
Eden kembali ke rumah dan melihat ruang belajarnya telah ditempati oleh Alice lagi. Dia marah dan mendorong tangan Amel yang sedang menyusun selimut.
"Tidak bisa! Ini ruang belajarku. Aku nggak mau ada orang desa yang tinggal di sini!" ucap Eden.
Dia berteriak dan berbalik ba
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda