Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 11

Harus diketahui kalau dia sudah mengenal bosnya selama delapan tahun lamanya. Dia belum pernah melihat bosnya menatap wanita lain lebih dari satu menit, kecuali kalau ada misi tertentu. Jadi, dia dan tiga asisten lainnya mulai mencurigai apakah bosnya tidak menyukai wanita, melainkan menyukai pria. Saat ini, bosnya sedang menatap wanita! Ini adalah hal yang sangat bagus. Mulai sekarang, mereka tidak lagi perlu khawatir akan keamanan pribadi mereka. Mereka juga tidak lagi perlu mewaspadai apakah bos mereka akan melakukan hal yang diluar batas. Di koridor menuju kantor kepala prodi. "Maaf, Bu Alice, kepala sekolah nggak bisa melayanimu saat ini karena sedang ada urusan mendadak dan dia harus melayani seorang tamu penting. Tapi, kepala sekolah sudah meminta kepala prodi untuk mengurus urusan pindahan sekolahmu," ujar sopir. Alice mengangguk dan menjawab, "Terima kasih." Suara Alice terdengar datar dan dia tidak menunjukkan ekspresi apa pun di wajahnya yang cantik dan terkesan dingin. Wajahnya benar-benar terlihat sangat dingin. Sopir juga tidak tahu hubungan apa yang ada di antara Alice dengan kepala sekolah, sampai-sampai kepala sekolah mengingatkannya berulang kali untuk melayani gadis ini dengan baik. Keduanya tiba di kantor kepala prodi. Pak Andy yang botak dan memakai kacamata persegi yang tebal sedang duduk di depan mejanya. Di saat yang bersamaan, seorang guru perempuan dengan darah campuran sedang berdiri di depan mejanya. "Bu Miley, siswa pindahan ini akan ditempatkan di kelasmu," ujar Pak Andy sambil memberikan selembar data kepadanya. Miley adalah wali kelas SMA 2 kelas 1. Setiap tingkat di Akademi Veritas memiliki sebelas kelas. Setiap semester, kelas akan diatur ulang berdasarkan nilai ujian akhir sekolah. Hanya lima puluh siswa dengan peringkat tertinggi yang bisa masuk ke kelas 1. Miley mengambil data tersebut dan wajahnya menjadi muram setelah melihat riwayat pendidikannya. Akademi Veritas selalu memprioritaskan kualitas pengajaran. Penerimaan siswa baru setiap tahunnya harus melalui ujian masuk dan mendapatkan surat penerimaan agar bisa mengikuti prosedur pendaftaran. Kenapa gadis kampungan ini bisa langsung masuk ke kelas 1? Dia bahkan tidak perlu mengikuti ujian masuk! "Tok … tok … " Di saat yang bersamaan, pintu kantor diketuk. Sopir lalu masuk bersama seorang gadis yang mengenakan pakaian putih. "Pak Andy, ini adalah siswa pindahan yang dikatakan oleh kepala sekolah. Aku akan menyerahkannya padamu," ujar sopir. Pak Andy segera bangkit dan mempersilakan Alice untuk duduk di sofa sambil tersenyum ramah, "Alice, silakan duduk." Kemarin malam, kepala sekolah telah menelepon Pak Andy secara pribadi dan memintanya untuk memperlakukan siswa baru ini dengan baik. Siswa baru ini pasti memiliki hubungan dengan kepala sekolah dan ini juga menjadi alasan kenapa kepala sekolah begitu menghormatinya. Pak Andy tentu saja tidak akan melewatkan kesempatan yang bagus ini untuk mencari perhatian lebih dari kepala sekolah. Dia akan berusaha untuk mendapatkan jabatan yang lebih tinggi dan kenaikan gaji. Alice segera berkata dengan ekspresi yang datar, "Nggak perlu, dokumen apa saja yang perlu diurus?" "Prosedur pendaftaran akan aku selesaikan nanti. Kalian boleh berkenalan terlebih dahulu. Ini adalah Bu Miley, wali kelas SMA 2 kelas 1," ujar Pak Andy. Pak Andy menatap ke arah Miley dan kembali berkata, "Bu Miley, ini adalah Alice, aku akan menyerahkannya padamu. Silakan bawa dia ke ruang kelas." Miley menatap Alice dengan seksama, wajahnya terlihat cantik, memiliki bentuk tubuh yang langsing dan juga mengenakan kebaya yang sangat elegan. Hanya saja, dia tidak menyukainya karena Alice terlihat begitu sombong dan cuek. Ditambah dengan percakapannya dengan Pak Andy tadi, Miley bisa menebak kalau Alice memiliki hubungan tertentu dengan kepala sekolah. Miley sangat benci dengan orang yang selalu mengandalkan hubungan. Siswa-siswa yang mengandalkan hubungan pribadi seperti ini biasanya memiliki kemampuan belajar yang sangat buruk. Miley tidak akan membiarkan siswa buruk ini merusak catatan pengajarannya yang bagus! Miley sengaja berkata dalam bahasa Inggris, "Hello, welcome to Veritas Academy, but class 1 didn't welcome you … " Kemudian, Miley bersikap seolah-olah baru menyadarinya dan langsung berkata dengan bahasa indonesia, "Oh, kamu seharusnya nggak mengerti bahasa Inggris … yang aku maksud tadi … " "Bu Miley, apa maksudmu?" tanya Pak Andy dengan canggung. Alice kehabisan kata-kata. "Hanya formalitas," jawab Miley sambil mengangkat kertas yang ada di tangannya. Miley kembali berkata, "Dia bahkan nggak pernah ujian bahasa Inggris dasar tingkat empat. Bagaimana dia mengikuti kelas? Bagaimana dia mengikuti ujian? Kalau membiarkannya masuk di kelas 1, itu hanya akan membebani 50 siswa terbaik lainnya dan akan menurunkan persentase kenaikan kelas Akademi Veritas." Miley terlihat begitu tegas dalam menolak hal ini dan ekspresi Pak Andy terlihat begitu canggung. Dalam berkas Alice, memang tidak tercatat kalau dia pernah mengikuti ujian bahasa Inggris. Prestasi yang Alice dapat sebelumnya juga tidak memungkinkan dirinya untuk bergabung di Akademi Veritas. Namun, itu bukanlah hal yang penting. Yang terpenting adalah Alice merupakan siswa yang diatur khusus oleh kepala sekolah. Pak Andy kembali berkata, "Bu Miley, Alice adalah … " "Pak Andy, kamu nggak perlu bicara lagi. Seseorang akan dihargai kalau dirinya sendiri memiliki kesadaran diri. Kalau Alice nggak mampu mengikuti ujian masuk, silakan masukkan dia di kelas yang seharusnya dia berada, kelas 11," ujar Miley. Kelas 11 adalah kelas yang menampung siswa-siswa dengan peringkat terendah. Kelas ini juga disiapkan untuk siswa-siswa yang melalui jalur pribadi. Alice tidak tahu harus berkata apa. Saat ini, terdengar suara pria yang penuh daya tarik dari luar ruangan, "Wali kelas kelas 1 sangatlah berwibawa." Ketiganya segera berbalik dan menyadari keberadaan seorang pria di depan pintu kantor.

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.