Bab 1026
Pada saat itu, mereka tidak terlalu memikirkannya, mengira itu hanyalah pemberian dari salah satu teman lama Pak Toni, karena sepanjang hidupnya, Kakek Toni memiliki banyak kenalan lama. Namun, mereka tidak menyangka bahwa pemberi hadiah itu sebenarnya adalah putranya sendiri.
"Nggak perlu bicara panjang lebar dengannya. Kalau dia tidak minta maaf, jangan biarkan dia melangkah keluar dari sini!" kata Marco dengan tegas pada Ramon, lalu berbalik dan pergi.
Buk! Buk! Buk! Tiba-tiba terdengar tiga suara benturan kepala yang kuat dari belakang, membuat langkahnya terhenti.
Tiga kali benturan itu terasa berat di hati Marco.
Dia menoleh melihat Ken yang meskipun berlutut di tanah, tetap menjaga punggungnya tegak. Seolah-olah ada sesuatu di dalam dirinya yang tiba-tiba terasa lega.
"Nggak menepati janji adalah kesalahanku. Aku mengakuinya. Tapi dalam mengejar kebahagiaanku sendiri, aku tidak salah," kata Ken.
Ramon yang ada di samping melihat wajah Marco yang tadinya sudah sedikit melunak tib
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda