Bab 54
Nadira segera mengakhiri panggilan. Ponselnya terasa asing di genggamannya. Tatapannya menjadi redup dan dingin, hatinya terus menerka-nerka kenapa pria itu istirahat di siang hari begini? Ucapan wanita itu terdengar begitu ambigu, apa alasan pria itu sebenarnya?
Semakin ia merenungkan hal itu, raut wajahnya semakin suram. Ia berusaha keras mengingat janjinya untuk menjaga jarak. Segala hal yang berkaitan dengan pria itu seharusnya tidak lagi menjadi urusannya!
Namun, ada perasaan tidak enak yang menghantui hatinya. Ia merasa tertekan. Jika benar pria itu memiliki kekasih, mengapa saat itu dia menyangkalnya? Dasar penipu! Mengapa dia memberikan buku favoritnya, membantunya menggambar sketsa, dan selalu menggodanya ...
"Nadira … bisa jadi dia Cuma bawahan wanita." ucap Yovita dengan senyuman tipis, berusaha meredam kesedihan wanita itu.
"Kamu percaya? Lagipula, pernikahan ini 'kan nggak lebih dari bisnis, aku nggak peduli apa pun yang berkaitan dengannya." ujar Nadira berpura-pura tenan
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda