Bab 50
Nadira sedang sibuk menggerutu dalam hati ketika pria yang duduk di kursi utama tiba-tiba berbicara dengan nada rendah dan dingin. "Siapa di sini bernama Nadira?"
Tubuh Nadira langsung tegang. Dia perlahan berdiri dan berkata, "Saya."
Pria itu mengangkat alisnya dengan acuh tak acuh dan meliriknya. "Kamu sangat nggak sopan."
Nadira hanya bisa menggerutu dalam hati.
"Halo, Pak Beni. Saya Nadira."
"Nada bicaramu begitu kaku. Apa kamu memiliki masalah denganku?"
Pria itu terlalu tampan. Posturnya tegap, auranya terpancar begitu mendalam hingga siapa pun, terutama para wanita, merasa canggung dan wajah mereka bersemu.
Semua orang di ruangan mulai menyadari, sepertinya Pak Lionel sedang tidak terlalu ramah kepada Nadira.
Nadira mengepalkan tangannya.
Pria itu melirik lagi ke arah CV yang dia pegang, alisnya mengernyit, dan nada kritisnya mulai terdengar bertanya, "Penampilan lumayan, tapi aku belum pernah dengar namamu. Karya-karyamu bagus, nggak?"
Melihat dia meragukan kelayakannya untuk b
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda