Bab 477
Nadira mencibir dalam hatinya.
Ternyata Beni masih ingat bahwa mereka tidak mengurus surat cerai tiga tahun yang lalu.
Namun, dia tidak sabar untuk bertunangan dengan selingkuhannya dan mengurungnya di rumah sakit jiwa. Bahkan membunuhnya beserta anaknya dengan darah dingin!
Nadira menahan emosinya, sambil mengangkat bahu dan berkata dengan tenang, "Jadi apa yang harus aku lakukan? Aku telah melihat banyak pasien laki-laki yang nggak berguna seperti Pak Beni."
"Sebaiknya kamu bekerja sama denganku untuk melepaskan celanamu atau kita akan terus seperti ini sampai selesai. Makin lama menunggu, makin banyak biaya konsultasi yang aku terima," lanjut Nadira.
Beni mengerucutkan bibirnya.
Nadira melengkungkan bibirnya dan menundukkan kepalanya untuk menulis catatan medis.
Tiba-tiba Beni yang sangat dekat dengan meja itu menarik napas dalam-dalam, melonggarkan sabuknya dan perlahan-lahan menarik kemejanya dengan jari-jarinya yang indah. Sambil menatapnya, Beni menurunkan celananya dan memperli

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda