Bab 457
Nadira akhirnya tidak bisa bergerak lagi setelah kepalanya membentur batu. Para penjahat itu jadi ragu setelah melihat betapa putus asanya Nadira untuk kabur, mereka pun mengancam dengan dingin, "Anakmu ini sepertinya prematur, dia nggak akan hidup lama! Terima saja takdir yang menimpamu, setidaknya aku akan membiarkan mayat kalian berdua tetap utuh."
Nadira balas mencibir dengan bibir yang gemetar. Tiba-tiba, dia mengumpulkan sisa tenaganya untuk bangkit berdiri dan melihat ke belakang. Di bawah hamparan langit yang luas, tampaklah deburan ombak yang ganas dan seolah bisa menelan segalanya.
Rasa putus asa dan menyerah pun segera meliputi Nadira.
Nadira tersenyum dengan kesan aneh sambil melindungi bayi prematur dalam pelukannya dengan putus asa. Bayi itu kecil sekali dan tidak banyak bergerak. Mata Nadira tampak berkaca-kaca, sorot tatapannya terlihat sedih, pilu, lalu akhirnya menjadi gelap.
"Nggak akan Ibu biarkan Lestari menyakiti kita sedikit pun. Nak, Ibu minta maaf, ya. Ibu bena

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda