Bab 346
Lestari menatap telur rebus setengah matang di depannya dan tiba-tiba saja muntah. Wajahnya juga langsung menjadi pucat.
"Ada apa?" tanya Beni dengan khawatir.
Lestari merasa sedih. "Kakak Ketiga, telur rebus setengah matang ini terlalu amis. Nadira, aku nggak menyalahkanmu. Tapi, aku benar-benar nggak bisa memakannya. Maaf, perutku benar-benar nggak nyaman."
Beni langsung menepuk-nepuk punggung Lestari dan menyingkirkan piring itu. Kemudian, dia menatap Nadira dengan dingin. "Bukankah kamu ingin tinggal di sini untuk merawat orang?"
"Nggak dengar? Dia nggak suka. Pergi dan buat yang baru."
Bi Delia menatap pria yang marah itu dengan takut-takut. Dia tidak tahan lagi dan ingin angkat bicara.
Nadira tidak mengatakan apa-apa dan membawa pergi piring itu.
Lestari memicingkan matanya dengan senang.
Namun, tak lama kemudian, Nadira keluar sambil kembali membawa sepiring sarapan.
Ternyata yang dibawa Nadira adalah telur rebus setengah matang yang gosong, dengan sepotong daging di dalamnya. N

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda