Bab 298
Berita ini segera muncul di media.
Beni menerima telepon dari Sada dan saat terbangun, hari sudah lewat tengah hari.
Pria itu mengusap dahinya, tiduran kali ini terasa sangat dalam dan agak tidak biasa.
Dia melangkah cepat dengan kaki panjangnya, sambil mendengarkan Sada yang memberi kabar mendesak, sambil menatap ruangan dengan tajam.
Dia langsung mengernyitkan dahi karena tidak melihat Nadira.
Dia memanggil Bi Delia lalu bertanya, "Nyonya Nadira kemana?"
Reva datang mendekat dan berkata, "Nadira baru saja keluar pagi tadi. Dia bilang mau menemui pamannya."
Beni yang semula mengernyitkan dahi, sedikit lega.
Dia telah mengenakan cincin. Dia bilang tidak akan meninggalkannya, dia bilang, mencintainya.
Mungkin ini bukan mimpi?
Hati pria itu yang keras sedikit merasa hangat, selama dia ada di sampingnya, hal lain tak terlalu menjadi masalah.
Dia mengganti pakaiannya dengan setelan jas, dan dengan sikap dingin masuk ke dalam mobil.
Wajah Sada terlihat cemas, suaranya tegang, "Kamu baru saj

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda