Bab 104
Nadira merasa dadanya seperti tertusuk duri ikan. Amarah dan kekecewaan bercampur, perasaan asam dan sakit memenuhi hatinya.
Tanpa berpikir panjang, dia langsung muncul di hadapan pria itu.
Dengan langkah cepat, Nadira berdiri di depan Beni. Matanya menatap tajam ke arah wanita yang menggandeng lengan pria itu. Dengan senyum dingin, dia berkata, "Kebetulan sekali, L. Wanita yang kamu gandeng ini siapa? Kalau orang lain melihat, mungkin mereka akan mengira kamu masih lajang," ujarnya dengan nada kesal.
Beni, yang tampak seperti baru saja menyadari kehadirannya, mengerutkan alis. "Nadira, kenapa kamu ada di sini?" ujarnya dengan suara terdengar tak senang.
"Hah, dia marah? Apa aku mengganggu kesenangannya?" pikir Nadira dengan sinis.
Dengan tawa mengejek, Nadira menjawab, "Aku datang untuk menikmati pemandian air panas, siapa sangka bisa melihatmu bermesraan di sini. Sungguh kebetulan, ya."
Matanya dengan cepat melirik ke arah wanita di sebelah Beni.
Wanita itu terlihat cantik, dengan au
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda