Bab 103
Tatapan Beni terlalu tajam, seakan mampu menembus hati siapa pun yang ada di depannya. Lestari yang tadi sempat ingin mengaku sebagai penyelamat itu langsung merasa gentar. Dia sadar, cincin itu hanya separuh, dan separuh lainnya pasti diberikan pada gadis itu sebagai tanda pengenal. Tanpa bukti, dia tidak bisa membohongi pria di depannya.
Senyum tipis muncul di wajahnya saat dia menyerahkan kembali cincin itu. "Bukan apa-apa, Kakak Ketiga," ucapnya dengan nada ringan.
Beni menerima kembali setengah cincin tersebut, matanya memandang ke arah kaca spion. Sedan merah di belakang mereka kembali bergerak. "Dia pasti sedang menelepon sahabatnya," pikir Beni sambil mengerutkan alis tipis.
Sudut bibirnya melengkung sedikit. Dengan tangan besarnya, dia memutar setir, mengarahkan mobilnya ke jalur berikutnya.
Di belakang, Nadira memperhatikan Bentley di depannya yang tiba-tiba berbelok. Dengan cepat, dia menutup teleponnya dengan Yovita.
Yovita, yang sedang menyusup ke Perusahaan Royal, tadi me
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda