Bab 20
Dalam mimpinya, Kris berlutut di satu kaki.
Pria itu memegang cincin pernikahan yang dia ukir sendiri, sorot tatapannya yang sarat akan kasih sayang tertuju pada gadis bergaun pengantin putih di hadapannya.
"Fara, maukah kamu menikah denganku?"
"Aku akan setia padamu, aku akan mencintaimu dan menemanimu selamanya."
"Aku nggak akan pernah mengkhianatimu."
Gadis di hadapan Kris pun bergerak, memperlihatkan wajahnya yang lembut dan asing.
Itu bukan Fara, melainkan Aleya.
Kris terus menatap Aleya dengan lekat, seolah-olah dia tidak mengenali Aleya.
Saat Aleya akan membuka mulutnya, Fara terbangun.
Dia termangu menatap ke luar jendela. Mimpi barusan begitu aneh.
"Tok, tok."
"Fara, kamu sudah bangun?"
Tiba-tiba, terdengarlah suara Siska dari luar pintu. Fara menepuk wajahnya dan segera menjawab.
"Sudah, Bibi."
Siska pun mendorong pintu kamar Fara hingga terbuka, lalu menyerahkan selembar undangan kepada Fara. Siska mengatakan bahwa undangan itu dikirim oleh temannya Fara.
Barulah Fara tering

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda