Kebenaran
"Purnama," lirih Guna. Ia masih menatap lekat wanita itu, meyakinkan bahwa yang ia lihat itu nyata.
Purnama tidak bisa menyembunyikan perasaannya. Bahwa masih ada cinta yang sangat besar untuk pria itu. Hingga tanpa ia sadari setitik air mata lolos dari pupilnya. Beruntung, Firman tak mengetahuinya.
"Sayang, maaf membuat kamu bingung." Suara Firman menyadarkan dua orang itu dari lamunannya.
"Lebih baik kita pulang sekarang," ucap Purnama dengan suara berat. Ia tak bisa lagi menunjukkan wajahnya di depan Guna. Rasanya sakit jika harus bertemu lagi dengan pria itu. Ditengah usaha yang ingin melupakannya.
"Iya, sayang. Mas, maaf kami permisi dulu," pamit Firman pada Guna. Sementara orang yang diajak bicara tak henti-hentinya memandang sosok yang masih sering hadir di alam bawah sadarnya.
Mereka berdua pergi. Meninggalkan sesak yang teramat berat untuk Guna. Mengingat apa yang disampaikan oleh Firman tadi. Kalau cinta dan hati Purnama bukanlah milik pria itu. Tapi sudah terisi oleh pria la
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda