Hadiah ultah
"Ibu," gumam Dewi langsung menggeser tombol telpon dari ponselnya. "Iya, Buk. Pulang sekolah, Dewi sama anak-anak mampir ke rumah," ujarnya pada seseorang yang di seberang sana. Tak lama setelah itu, ia meletakkan kembali benda pipih itu ke meja.
"Oh iya, Mas. Dewi hampir lupa, Dewi izin ke rumah ibu ya? Beliau kangen anak-anak," pinta Dewi pada suaminya.
"Iya, sayang. Salam ya buat ibu dan bapak. Aku belum bisa main ke sana," balas Al dengan wajah sendu. Karena sudah dua bulan lebih, tidak mengajak anak dan istrinya main ke rumah mertuanya.
"Iya, Mas. Nanti Dewi sampaikan," ujar Dewi, mengelus pundak suaminya.
"Jadi, gimana? Kalian jadi ikut mami ke Surabaya, nggak?" ulang mami Intan yang berharap sekali menantu dan cucu-cucunya ikut.
"Dewi nggak tega kalau mas Al di rumah sendirian. Kasihan, Mi. Gak ada yang ngurus," tolak Dewi, merubah ranum wajah wanita yang duduk tepat di seberangnya.
"Sayang, kamu ikut aja ya? Toh cuma dua hari ini. Kan ada bi Minah yang siapin semuanya," bujuk A
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda