Bab 89
Saat mengatakan itu, Felix mendongak, menatap Lily tanpa berkedip.
Lily, dengan bulu matanya yang lentik, memalingkan tatapan. "Maaf, aku nggak seharusnya tanya urusan personalmu."
Dia hanya ingin membicarakan pekerjaan, mengira Felix pergi ke luar negeri untuk berkembang menjadi lebih baik.
Sebenarnya, Felix tidak perlu berkata terang-terangan seperti ini tentang masalah personalnya.
Langit membuatnya mati kutu.
Felix menundukkan tatapan dan lanjut memotong sayur. "Nggak usah terlalu canggung denganku."
"Ya." Lily merasa, ucapan itu hanya basa-basi.
Dia berbalik dan pergi.
Akhir-akhir ini, Lily sedang tidak ada di kondisi yang baik.
Dia tahu, Felix datang kemari sebagai tamu, tetapi membiarkan pria itu selalu masak dan merawatnya sungguh terasa tidak etis.
Sayangnya, dia agak bingung sampai lupa basa-basi.
Lily pikir, setelah bercerai, dia ingin memulihkan kondisi dan berterima kasih dengan benar kepada kakak beradik dari keluarga Sudarsono ini.
Satu jam kemudian, hidangan siap disant
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda