Bab 69
Lily samar-samar mencium aroma tembakau dari tubuh Sandy.
Matanya terbelalak sebelum menatap tajam ke arah pria itu. Siku runcingnya menekan bahu hingga meninggalkan bekas warna kemerahan. Bibirnya terkatup rapat, menahan suaranya.
"Masih mau bercerai?" tanya Sandy. Napasnya yang memburu memenuhi seluruh ruangan.
Detak jantung Lily berpacu begitu cepat.
Mencintai seseorang terasa begitu misterius. Kelembutannya menenangkan, sementara perasaan dinginnya menusuk hati.
Setiap kali ada di dekatnya, jantungnya berdebar kencang hingga sulit untuk menahannya.
Lily menarik napas dalam-dalam, pikirannya masih terasa jernih sebelum berkata, "Ya."
"Hah ..." Sudut bibir Sandy terangkat membentuk senyuman tipis, tetapi sorot matanya tetap dingin nan menusuk.
"Nasi sudah menjadi bubur! Kita masih suami istri yang sah, lakukan tugasmu sebagai istri."
Melakukan tugas sebagai istri.
Empat kata itu serasa membuat pikiran Lily makin jernih.
Pasti yang Sandy maksud tadi adalah Felix, 'kan? Barusan, pria i
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda