Bab 85
Arman mengerutkan keningnya sedikit.
Dia tidak ingat kapan dia telah mengusik orang-orang ini.
"Anak muda, kamu Arman, 'kan?"
Pria botak yang memimpin sekelompok orang itu menatap Arman dengan angkuh.
"Kalian siapa?"
Arman bertanya sambil menatap mereka.
"Hehe, sepertinya memang dia orangnya. Ayo, kita beri dia pelajaran!"
Pria botak berteriak dengan keras
"Baik, Bos!"
Empat anak buahnya segera mengangkat pentungan besi dan hendak menghantamkannya ke kepala Arman dengan keras.
"Arman hati-hati!"
Sofia berteriak dengan ekspresi pucat.
Arman tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Dia hanya mengangkat tangannya dengan ringan.
"Aaah ... "
Detik berikutnya, keempat preman itu sudah tergeletak di tanah sambil memegang perut dan meraung kesakitan.
Mereka juga sampai muntah air.
"Glup!"
Pria botak menelan ludah dengan berat dan terkejut ketika melihat punggung Arman.
"Katakan, siapa yang mengirim kalian?"
Saat ini, suara dingin Arman terdengar di samping telinga pria botak.
Pria botak itu dengan
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda