Bab 236
"Huhuhu ... "
Thalia memeluk kedua kakinya dan meringkuk di lantai sambil menangis tersedu-sedu.
Dia sangat menyesal dan putus asa.
Perasaan ini muncul dari lubuk hatinya pada saat ini.
Jika bukan karena kesombongannya, orang yang menemani Arman yang sukses dan kaya raya pasti adalah dia.
Dia sendiri yang menyia-nyiakan kebahagiaannya.
Di mata orang lain, isak tangis ini tidak ada gunanya.
Arman tampak tidak peduli.
Dia tidak bersimpati sama sekali.
Dia tidak sudi melihat orang seperti ini lagi.
"Arman, apa nggak papa ninggalin Thalia sendirian di sini?"
Meskipun masih ketakutan dengan tindakan Thalia tadi, Sofia tetap bertanya dengan khawatir.
Dia takut Thalia merasa putus asa dan melakukan sesuatu yang tidak masuk akal lagi.
Tidak baik jika melukai orang lain nanti.
"Apa yang bisa dia lakukan?"
Arman berkata yang dingin.
Namun, sikap dinginnya ini ditujukan kepada Thalia.
"Kamu lebih baik khawatir sama dirimu sendiri. Wajahmu begitu bengkak setelah pulang aku akan olesin obat tradisi

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda