Bab 235
Tatapan Thalia dipenuhi aramah dan rasa tidak percaya.
Apakah dia adalah Arman yang dia kenal, pecundang yang bergantung padanya selama lima tahun?
Dia pasti merasa dirinya hebat karena mendapatkan perhatian dari Nona Marsha!
Iya, pasti begitu!
"Arman, dasar pecundang! Kamu nggak pantas bersikap seperti ini padaku!"
Saat memikirkan ini, rasa malu dan amarahnya memuncak dan membuat mata Thalia memerah. Dia berdiri dan berteriak pada Arman, "Ingatlah kata-kataku! Kamu selamanya adalah pecundang! Meskipun kamu beruntung ngedapatin perhatian Nona Marsha dan sukses, itu tidak nggak pernah mengubah fakta bahwa kamu adalah pecundang!"
"Sudah cukup bicaranya?"
Arman menatap Thalia dengan dingin.
Dia tidak merasakan apa-apa dengan kata-kata terakhirnya dan hanya merasa berisik.
"Kenapa, yang aku katakan benar, 'kan? Jadi, kamu malu?"
Thalia tersenyum sinis. "Kamu nggak pernah malu jadi pecundang selama lima tahun menikah, kenapa sekarang malah merasa malu?"
"Orang kayak kamu memang cuma pantas

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda