Bab 199
"Oke, Pak Arman. Infusnya sudah selesai diganti. Aku permisi dulu. Kalau butuh sesuatu, bunyikan saja belnya."
Perawat tersebut berkata demikian sebelum pergi, setelah melihat Arman tampak melamun.
"Huft."
Arman menghela napas panjang dari mulutnya.
Dia sama sekali tidak bisa merasa tenang di dalam hati.
Mungkinkah ... Marsha sengaja menciptakan kesan acuh tak acuh terhadap dirinya?
Akan tetapi ... kenapa Marsha melakukan hal seperti itu?
Jika Marsha sengaja ingin bersikap acuh tak acuh dan menjauhkan diri dari Arman, Marsha tidak perlu repot-repot melakukan semua ini. Marsha tidak perlu berkali-kali menemui Arman, mengucapkan kata-kata lembut pada Arman, dan melakukan tindakan intim yang hanya mereka lakukan saat mereka masih berpacaran dahulu.
Namun, jika Marsha hanya ingin menebus rasa bersalahnya, harusnya dia tidak menangis diam-diam dan pergi tanpa pamit.
Rahasia apa yang sulit untuk diungkapkan oleh Marsha?
Arman menjadi bingung dan merasa gelisah di dalam hati.
"Kamu kenapa, Ar

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda