Bab 185
"Marsha ... jujurlah padaku, kejadian tujuh tahun lalu, apa kamu punya alasan lain melakukan itu?"
Arman dengan susah payah menggerakkan bibirnya.
Suaranya yang serah dan lemah itu, seolah-olah akan menghilang bersama hembusan angin.
"Kejadian tujuh tahun lalu?"
Marsha tertegun.
Kemudian, dia langsung mengerti apa yang dimaksudkan oleh Arman.
Hatinya seketika terasa pilu.
Ternyata sampai saat ini yang paling ingin diketahui oleh Arman adalah masalah itu.
Apakah dirinya begitu penting di hati Arman?
"Dasar bodoh ... kejadian tujuh tahu lalu itu, aku sudah menjelaskannya dengan jelas padamu, 'kan!"
Marsha mengatakan sesuatu yang berlawanan dengan hatinya.
"Heh, benarkah begitu? Kelihatannya aku yang terlalu banyak berharap, ya."
Arman tersenyum pahit.
"Seperti yang kuduga, aku terlalu banyak berharap," pikirnya.
"Dasar bodoh! Kenapa kamu bertanya hal ini. Kamu jelas-jelas tahu betapa jahatnya aku padamu, kenapa kamu masih mau menyelamatkanku!"
Hati Marsha berdebar kencang.
Meskipun dia b

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda