Bab 124
Malam makin larut.
Suasana hati Marsha masih belum membaik.
Melihat Marsha seperti ini, Vani pun bertanya dengan khawatir, "Nona, apakah Nona khawatir Tuan Muda Adrian akan datang ke Kota Setala?"
"Hmm!"
Marsha mengangguk.
"Apakah Nona akan kembali lebih awal?"
Vani bertanya dengan penasaran.
Di satu sisi, dia adalah sekretaris pribadi Marsha, jadi dia tentu berharap Marsha bisa bahagia.
Di sisi lain, dia juga berdiri di pihak Tuan Muda Adrian.
Jika dibandingkan dengan Arman, orang tidak tahu diri itu, Tuan Muda Adrian jauh lebih kuat.
Jadi, membandingkan Tuan Muda Adrian dengan Arman itu sungguh mencemarkan nama baik Tuan Muda Adrian.
"Nanti lihat saja, aku akan mencoba menunda waktu sebisa mungkin."
Marsha berkata dengan tegas.
Dia belum ingin kembali ke Kota Yardan begitu cepat.
Karena seharusnya, ini adalah pertemuan terakhir dirinya dengan Arman.
Setengah bulan, dia akan menikah dengan Adrian.
Nanti, mungkin dia tidak akan pernah bisa pergi dari Kota Yardan seumur hidupnya.
Itulah
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda