Bab 93
Senja perlahan meredup, memasuki momen biru yang suram. Itu adalah waktu di mana dunia terasa di ambang sesuatu yang tak terlihat. Kombinasi suasana tegang ini membuat Shania merasa pria di sampingnya begitu asing, seolah telah dirasuki makhluk jahat.
"Boleh aku tahu ke mana kita akan pergi?"
Shania bertanya dengan hati-hati.
Jevan menjawab singkat, "Aku nggak tahu."
Shania terdiam.
Keheningan menyelimuti mereka selama lima menit sebelum akhirnya Shania kembali berbicara dengan nada lembut, "Sejujurnya, kita nggak memiliki dendam yang besar, bukan? Kesalahan yang kamu buat bukanlah hal yang jarang terjadi pada pria di dunia ini, dan aku hanya seorang wanita yang sedikit keras kepala. Kita pernah memiliki cinta yang indah, tetapi waktu mengikisnya dan membiarkan semuanya berakhir dengan sendirinya. Aku sudah nggak menyalahkanmu, jadi kamu juga nggak perlu menyalahkanku."
Jevan meliriknya sekilas dengan tatapan dingin. "Kamu benar-benar takut mati, ya?"
Shania tanpa sadar menggenggam sab

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda