Bab 36
Suara dingin dan datar terdengar dari seberang lorong.
Shania tersadar kembali.
Dia menoleh ke arah suara itu dan bertemu tatapan Xander. Seketika wajahnya memerah.
Tatapan tajam dan terus terang pria itu seperti pedang yang menembus tubuhnya, seolah menjatuhkan angan-angannya langsung ke dalam minyak panas hingga hangus, membuatnya merasa benar-benar malu.
"Maaf, aku nggak akan seperti ini lagi." Dia menundukkan kepala.
"Semoga saja."
Xander melemparkan dua kata itu dengan dingin lalu mengalihkan pandangannya.
Shania makin merasa malu.
Jeffry yang duduk tepat di depannya juga merasa agak canggung. Dia sendiri tidak mengerti kenapa Presdir tampak begitu kesal, toh Nona Shania hanya sedikit melamun. Itu bukan masalah besar, 'kan?
Apalagi, dia baru saja mengalami perubahan besar dalam hidupnya. Tidak mungkin dia bisa langsung mengabaikannya begitu saja.
Tak lama kemudian, pramugari masuk untuk membersihkan sisa sarapan dan membawa kopi.
Xander hanya beristirahat sekitar sepuluh menit seb

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda