Bab 34
"Aku sudah pesan taksi."
"Tinggal batalkan saja."
Leo turun dari mobil dengan senyum ramah. Tanpa banyak bicara, dia langsung mengambil koper Shania dan memasukkannya ke bagasi.
Kalau bukan karena mobil mewahnya, orang-orang di sekitar mungkin sudah mengira Shania sedang dirampok.
Leo membukakan pintu belakang untuknya. "Ayo, jangan sungkan, sekalian lewat saja."
Sikapnya yang begitu antusias membuat Shania jadi agak sungkan. Apalagi sampai harus membiarkan seorang yang lebih tua membukakan pintu untuknya. Karena sulit menolak kebaikan ini, akhirnya dia mengucapkan terima kasih dan masuk ke dalam mobil.
Begitu masuk, dia langsung melihat Xander duduk di sisi lain.
Hari ini dia tidak berpakaian terlalu formal. Kemeja biru muda, celana hitam, sepatu kulit hitam. Tidak memakai dasi, tetapi manset bajunya berkilau. Dalam cahaya kebiruan yang masuk dari jendela mobil, seluruh auranya terasa segar dan dingin. Entah kenapa, Shania tiba-tiba teringat bunga biru yang tumbuh di puncak gunung ter

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda