Bab 8
Jane menatapku dengan kaget. Namun, tidak butuh waktu lama baginya untuk kembali berbicara dengan lembut.
"Vica, ini semua demi kamu juga. Jangan bicara begitu. Aku, Ayah, sama Ibu cuma mau yang terbaik buat kamu."
Aku tersenyum sinis, lalu mencengkeram dagu Jane. "Aku tahu maksud Ayah sama Ibu baik. Tapi, aku nggak yakin kalau niatmu sebaik mereka."
"Cepat keluar."
Aku mengusir Jane dari kamar.
Sudah terlalu sering dia bersandiwara di depanku.
Ketika Jane pertama kali datang, aku menyukainya dan selalu berbagi kepunyaanku dengan Jane.
Namun, lama kelamaan, sifat asli Jane muncul.
Sejak kecil, dia sudah licik. Dia selalu berpura-pura lemah untuk menarik simpati orang lain.
Dahulu, aku punya boneka yang sangat aku suka. Jane bisa saja meminjamnya jika mau.
Namun, dia tidak hanya ingin meminjam. Dia ingin memiliki boneka itu.
Jadi, Jane sengaja merusak bonekaku sehingga aku marah-marah padanya.
Jane lalu menangis di depan orang tuaku dan berkata, "Bu, aku nggak sengaja merusak boneka Vic
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda