Cinta Pertama dan Terakhir
“Aku belum sempat membuka mata dan mengatakan permintaan maafku padamu, Chris.”
“Tapi kau sudah dengan teganya meninggalkanku ... Terutama meninggalkan perasaanku.”
Manik mata itu kembali berkabut, ingin menangis dalam suara getarnya. Tapi Liora menahannya dengan senyum getir, mengusap rapuh kedua pipi Christopher untuk membelai dengan sangat lembut.
Ia duduk di atas pangkuan Christopher, saling berhadapan saat pria itu memilih membawa ciuman mereka untuk membuatnya duduk di pinggir ranjang.
“Kesalahanmu padaku bisa terhitung dengan jari, Liora. Sedangkan apa yang sudah kuperbuat dan kau telah mengetahuinya lebih dulu, meyakinkanku untuk mengambil pilihan ini.”
“Apa dengan meninggalkanku, perasaanmu jauh lebih bahagia?”
Tangan Christopher yang ia rasa membelai punggungnya, kian menurun. Ada tatapan sendu dan sebuah gelengan lemah itu diterima Liora. “Aku tidak bahagia, tapi aku tidak punya pilihan lain.”
“Aku menyiksa tubuh dan hatimu. Aku tidak bisa mengendalikan emosiku sendiri saat
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda