Bab 96
Sion tersenyum hangat, lalu membalas, "Nggak perlu sungkan. Ada apa dengan bibirmu? Sariawan?"
Ketika mendengar itu, Isabel masih dipenuhi amarah. Dia mengepalkan tangannya, mengangguk sambil berkata, "Ya, sariawan!"
"Kalau begitu, bagaimana kalau aku traktir es krim untuk meredakannya?"
"Haha, kamu memang paling mengerti hati perempuan. Ayo pergi."
Saat mobil Sion yang stabil dan elegan melaju keluar dari tempat parkir bawah tanah rumah sakit, mobil mereka berpapasan dengan sebuah mobil mewah.
Ketika kedua mobil nyaris saling melewati, Frans yang memiliki mata jeli berkata, "Eh, bukankah itu Nona Isabel bersama Sion?"
Cedric yang mendengar itu langsung memandang ke arah yang dimaksud. Melalui kaca jendela mobil, dia melihat Isabel dan Sion yang sedang tersenyum cerah di dalam mobil yang jendelanya terbuka sedikit. Ekspresi dingin di wajahnya langsung berubah makin muram.
Heh, tadi menunjukkan wajah masam di depannya, sekarang malah tersenyum lebar dengan Sion?
Kemarahan yang tidak ter
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda