Bab 73
Anak kecil itu polos tanpa noda, penuh harapan, serta kepercayaan diri.
Cedric memandangi keduanya dengan ekspresi yang tampak menyedihkan. Dia tidak tega menolak, juga tidak mampu menolaknya. Terlebih lagi, kejadian yang begitu memancing amarah seperti ini membuatnya sangat marah. Jika bukan karena dia datang ke sekolah hari ini, entah sampai kapan Eleya akan terus mengalami intimidasi.
Dia membuka bibirnya, mengeluarkan suara dingin, "Orang-orang yang mengganggumu akan menerima hukuman yang pantas." Hukuman untuk guru itu jelas terlalu ringan ....
Eleya percaya penuh padanya. Dia tersenyum ceria sambil berkata, "Aku sayang pada calon Ayah! Kalau ada calon Ayah, aku nggak takut apa pun lagi."
Isabel menatap senyum ceria putrinya, baru menyadari bahwa anaknya membutuhkan sosok seorang Ayah. Sosok pelindung yang memberikan rasa aman seperti itu tidak bisa dia berikan sebagai seorang Ibu.
Isabel mengatupkan bibirnya, menghapus air matanya, lalu menatap Cedric. "Pak Cedric, bisakah kamu m
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda