Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 17

Isabel sontak kebingungan. Memangnya dia mau mencoba apa? Bisa tidak Cedric tidak usah memperlakukannya seperti ini setiap saat? Isabel jadi kesal. Cedric juga tidak mengacuhkan Isabel lebih lanjut. Dia berjalan melewati wanita itu dengan acuh tak acuh, lalu duduk di meja makan. Dia sudah seharian bekerja dan hanya makan siang ala kadarnya. Saat ini, di atas meja terhidang makanan yang Kelvin makan. Makanan itu tidak semewah makanan hotel, tetapi aromanya begitu menggugah selera. "Makananku," ujarnya memerintah sambil menatap Isabel. Isabel pun mengernyit. Sedetik kemudian, dia paham maksud Cedric. Isabel tersenyum. "Maaf, Pak Cedric, aku di sini untuk menjaga Kelvin, bukan jadi kokimu. Aku cuma masak buat Kelvin." Artinya, tidak ada porsi makanan untuk Cedric. Hmph! Siapa suruh Cedric selalu merendahkannya! Isabel menolak memberinya makan! Cedric sontak terdiam. Berani-beraninya Isabel memperlakukannya seperti ini? Bagus sekali, ternyata wanita satu ini punya nyali juga. "Ya sudah, sana bersihkan seluruh vila. Kalau nggak, kamu nggak boleh makan atau istirahat." Apa! Vila ini seluas 500 meter persegi dan ada tiga lantai! Bukankah menyuruh Isabel membersihkan semuanya sama saja membuatnya kerja rodi? Isabel pun hendak menentang. "Kenapa?" sela Cedric sambil mengangkat alisnya. "Tadi kamu bilang tugasmu merawat Kelvin, 'kan? Karena Kelvin tinggal di sini, jadi kebersihan tempat ini harus sesuai standarnya. Jangan bilang kamu nggak mau membersihkannya? Kamu keberatan?" Nada bicara Cedric itu benar-benar mengintimidasi. Isabel sontak terdiam. Sial, ternyata dia malah menjilat ludahnya sendiri! Ya, sudahlah! Isabel pun cemberut, lalu mengambil alat bebersih dengan marah. Cedric memandangi Isabel yang sibuk bebersih sambil tersenyum dingin. Siapa pun yang berani menentangnya harus menanggung akibatnya. Cedric pun bangkit berdiri dan berjalan ke dapur, lalu membuka kulkas. Dia mengeluarkan pangsit yang dibekukan dan memasaknya. Di Kota Hegel, biasanya ada pelayan yang bertugas memasak untuk Cedric. Kali ini, dia tidak sempat mencari orang yang bisa memasak. Cedric sendiri juga tidak begitu bisa memasak, jadi pada akhirnya dia mengandalkan pesan antar atau membeli makanan beku. Karena Kelvin sudah makan, tentu saja Cedric bisa masak sesukanya. Setelah makan malam, dia pergi ke ruang kerja untuk bekerja sebentar sebelum kembali ke kamar untuk menidurkan Kelvin. Tentu saja dia tidak memberi tahu Kelvin tentang bagaimana dia menghukum Isabel. Kelvin berbaring dalam pelukan Cedric sambil berbisik, "Ayah, aku suka padanya. Ayah nggak akan membiarkannya pergi, 'kan?" Cedric pun memicingkan matanya, lalu menepuk-nepuk punggung putranya dengan tangannya yang besar sambil bertanya dengan santai. "Kenapa kamu menyukainya?" "Karena baunya seperti Ibu," jawab Kelvin. Cedric sontak terdiam. Ternyata Kelvin memang sedang meluapkan rasa sayangnya pada orang yang salah. Angin malam terasa sejuk. Namun, alih-alih merasa kedinginan, Isabel justru malah berkeringat. Dia akhirnya menyadari arti kebahagiaan sebuah keluarga kaya. Di lantai tiga vila ini ada sebuah kolam renang terbuka yang berukuran besar dan tempat melatih kebugaran, lalu di lantai dua ada ruang kerja dan bioskop mini, sedangkan di lantai satu ada ruang keluarga, ruang tamu, dapur, tempat mencuci baju dan bahkan taman bunga .... Semuanya ada di sini. Isabel menghabiskan sembilan jam untuk membersihkan seluruh vila. Dia terus bekerja hingga pukul 04:00! Dasar Cedric si tukang tindas yang mengesalkan itu! Isabel pun berjalan naik sambil merutuk di dalam hati. Saat melewati kamar Kelvin, dia berjalan mendekat dan membuka pintu dengan lembut. Cklek! Pintu kamar pun terbuka dengan pelan. Cedric yang memang mudah terjaga langsung terbangun. Setelah memastikan bahwa langkah kaki yang terdengar ini milik seorang wanita, bibirnya pun menyunggingkan seulas senyuman sinis. Isabel terus mengatakan bahwa dia tidak niat terselubung, tetapi dia malah menjadikan Kelvin sebagai alasan untuk menginap dan sekarang berniat tidur bersamanya? Berniat tidur bersama Cedric? Jika Isabel sampai tahu dugaan Cedric, dia pasti akan memukuli kepala Cedric. Berniat tidur apanya! Dia hanya masuk untuk melihat apakah Kelvin menyibakkan selimutnya atau tidak. Eh, tetapi .... Siapa itu yang tidur bersama Kelvin? Cedric berbaring dengan tenang, matanya terpejam. Bahkan saat tidur pun aura bermartabat pria itu tetap terasa. Cedric benar-benar menemani Kelvin tidur? Ternyata dia ayah yang cukup bertanggung jawab. Isabel takut membangunkan Kelvin, jadi dia memelankan langkahnya. Dia berjalan ke tempat tidur dengan sepelan mungkin, lalu menyelimuti Kelvin dan memeriksa obat nyamuk yang dipasang. Setelah memastikan tidak ada masalah, Isabel berjalan keluar kamar dengan perlahan dan menutup pintu. Isabel awalnya ingin mengecup selamat tidur kepada putranya, tetapi dia mengurungkan niatnya karena ada Cedric di sini. Setelah pintu ditutup, mata dingin Cedric pun terbuka dengan kaget. Dia memang berpura-pura tertidur tadi untuk melihat apa yang Isabel lakukan. Ternyata Isabel ke sini memang untuk mengurus Kelvin? Isabel bahkan tidak pernah melirik ke arah Cedric. Kenapa sepertinya Isabel berbeda dari dugaannya? Wanita seperti apa dia sebenarnya?

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.